Bullying merupakan permasalahan yang sering terjadi di lingkungan sekolah, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Bullying adalah tindakan intimidasi atau pelecehan yang dilakukan secara berulang-ulang terhadap seseorang, baik secara fisik maupun verbal. Dalam konteks sekolah, bullying sering terjadi antara sesama siswa atau antara siswa dengan guru.
Salah satu contoh bullying yang sering terjadi di sekolah adalah pem-bully-an secara verbal, seperti ejekan, celaan, atau sindiran yang membuat korban merasa rendah diri. Selain itu, bullying juga bisa terjadi secara fisik, seperti pukulan, tendangan, atau perlakuan kasar lainnya yang membuat korban merasa takut dan terancam. Dampak dari bullying ini sangat berbahaya bagi korban, baik secara fisik maupun psikologis.
Dampak psikologis dari bullying bisa berupa depresi, kecemasan, rendahnya harga diri, bahkan hingga menyebabkan korban mengalami gangguan mental. Selain itu, korban bullying juga bisa mengalami gangguan belajar, sulit berinteraksi sosial, dan bahkan mengalami trauma yang berkepanjangan. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada prestasi akademis dan kesejahteraan psikologis korban bullying.
Untuk mengatasi masalah bullying di sekolah, diperlukan kerjasama antara guru, orang tua, dan seluruh pihak terkait. Guru perlu memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya menghormati sesama, tidak melakukan tindakan pelecehan, dan menghargai perbedaan. Orang tua juga perlu terlibat aktif dalam mendampingi anak-anak mereka agar tidak menjadi pelaku bullying atau korban bullying.
Referensi:
1. Dini, A. (2020). Bullying di Sekolah: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
2. Pratiwi, R. (2018). Psikologi Anak: Dampak Bullying pada Anak. Yogyakarta: Penerbit Buku Kita.
3. Sari, D. (2019). Mengenal Lebih Jauh Tentang Bullying di Sekolah. Bandung: PT Gagas Media.